Minggu, 28 Mei 2017

Bekasi punya pabrik fiberglass

 - Di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terdapat pabrik serat kaca atau fiberglass. Produk yang dihasilkan sudah mendunia, bahkan dipakai sebagai salah satu komponen pesawat Boeing hingga komponen kereta cepat Shinkansen. 

Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, industri fiberglass di Indonesia diuntungkan oleh kebutuhan dalam negeri dan penggunaan yang luas. 

"Jadi posisinya saling menguntungkan. Pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan pemerintah menjadi pasar bagi pipa fiberglass domestik,” kata Menperin Saleh Husin ketika mengunjungi pabrik fiberglass PT ORI Polytec Composites di Bekasi, Rabu (28/10/2015).

ORI Polytec merupakan produsen beragam pipa untuk aneka kebutuhan termasuk pipa air bersih dan limbah. Sebanyak 70 persen produk ORI diserap oleh pasar dalam negeri sedangkan sisanya dikapalkan ke luar negeri.

Pada saat dikunjungi Menperin, para pekerja tengah mengerjakan pipa antara lain pesanan Pertamina EP, proyek panas bumi Ulu Belu, Lampung yang digarap oleh BUMN PT Rekayasa Industri dan Fuji Electric asal Jepang, serta pipa untuk pabrik amonia milik Panca Amara Utama anak perusahaan PT Surya Esa Perkasa Tbk di Luwu, Sulawesi Tengah. 

"Kami juga memproduksi panel interior untuk kokpit Boeing 787 Dreamliner, partisi dan komponen pintu kereta cepat Shinkansen,” kata Direktur ORI Polytec Alwin Cipto. 

Perusahaannya memiliki kapasitas produksi saat ini sekitar 7.500 ton per tahun dengan empat unit pabrik yaitu di Tangerang dan 3 unit di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Pihaknya optimistis kinerja perusahaan semakin membaik seiring keberpihakan pemerintah pada industri fiberglass domestik, terutama pada tender proyek-proyek infrastruktur nasional. 

Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kemenperin, Harjanto berharap ORI Polytec terus memproduksi produk-produk komposit berteknologi tinggi yang memenuhi standar kualitas internasional. Hal ini turut meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri Tanah Air.

Pada kunjungan itu juga, Sekretaris Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Rina Agustin Indriani mengungkapkan pihaknya tengah memacu pembangunan fasilitas umum terkait air bersih di seluruh Indonesia.

"Pengembangan itu membutuhkan pipa pengolahan air baku, pipa distribusi dan pipa air limbah. Kami mengapresiasi upaya Kemenperin yang terus mendukung industri fiberglass menghasilkan pipa-pipa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat," ujarnya.

Fiberglass yang merupakan produk non-migas juga diekspor ke pasar regional dan global. Untuk itu, komponen-komponen peraih devisa perlu diakselerasi untuk menopang stabilitas ekonomi dalam negeri.

Guna memanfaatkan peluang untuk ekspansi pasar di ASEAN dan global, Kementerian Perindustrian senantiasa memfasilitasi segala kebutuhan dunia industri, utamanya terkait dengan pengembangan dan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), peningkatan kompetensi SDM, optimalisasi penggunaan produk dalam negeri pada proyek Pemerintah serta promosi kemampuan industri dan investasi. 



Sumber   : https://m.detik.com/finance/industri/3056049/bekasi-punya-pabrik-fiberglass-dipakai-boeing-dan-shinkansen
Tgl / waktu : 28 may 2017 ,17:02

Dari Kerajinan Logam, Ibu Mimik Sriningsih, 42, mampu menggaji 60 karyawan per bulan


Sudah 20 tahun lebih, Ibu Mimik Sriningsih, 42, menjadi wanita karir yang bergerak dalam bidang kerajinan logam. Tidak main-main, produk olahannya telah dipasarkan sampai ke negeri Belanda, Singapura, Malaysia, Inggris dan Negara Paman Sam, Amerika Serikat.

UNIK, tentunya sebuah kata yang wajib dinyatakan oleh setiap konsumen ketika sempat memperhatikan hasil produk kreasi nya. Aneka barang seni berbahan baku logam, aluminium, kuningan, dan tembaga mampu dirubahnya menjadi lampu hias hingga patung. Pokoknya, di Boyolali itu memang kemampuan para pengrajinnya untuk membuat hasil kerajinan dari logam sudah diwariskan secara turun temurun.

Dengan modal awal saat itu, kurang dari Rp. 10 juta, Ibu Mimik muda tidak selekasnya mendapatkan rekan kerja yang mumpuni. Jadi dia harus mencari sendiri, bahkan setelah itu, “Lima orang itu kemudian saya ajarkan, bagaimana cara supaya bisa membuat berbagai macam barang dengan kuningan. Tidak mudah memang, tapi saya terus latih mereka,” Jelasnya kepada Harian Detik (12/10/2016).

Tidak lama berselang, pesanan pertama datang, yakni membuat patung berukuran besar dan proses kerjanya harus dilakukan di Magelang. Berdasarkan kesuksesan akan langkah awal, Ibu Mimik semakin lebih percaya diri dalam mempromosikan hasil kreasinya. Strategi penjualan yang dilakukan saat itu melalui media online, serta dari mulut ke mulut, dan juga, pola promosi pada berbagai pameran yang diikuti..

Ia sering juga bertindak langsung sebagai pengontrol kualitas. Secara sabar ia memberikan pengarahan kepada tiap pekerjanya. Padahal membuat kreasi dari logam bukanlah hal yang mudah, karena memiliki tingkat kerumitan tersendiri. Setiap goresan dikerjakan sedetail mungkin dan tiap pengolahan menghabiskan waktu sekitar 1 hingga 3 hari atau seminggu. Produk yang dihasilkan memang sangat baik. Hasil pahatan pada relief dan kaligrafi terlihat memiliki estetika yang tinggi dan relatif tahan lama.

Larisnya pembeli pun tidak hanya berhenti sampai di situ. Selekasnya ia mendapatkan apresiasi atas hasil karyanya dari seorang pengusaha Malaysia. Dana sebesar Rp. 1,2 Milyar berani mereka keluarkan hanya untuk memesan sebuah Patung yang nantinya ditaruh pada sebuah kantor pemerintahan di Sarawak. Beberapa pemesanan kemudian datang dari berbagai Negara, seperti Amerika Serikat, Singapura, Inggris, dan Belanda.

Kini, hasil kerja keras dan kesabaran Ibu Mimik berhasil menggerakkan dan mengatasi pengangguran di desanya. Perekonomian warga sekitar meningkat. Usahanya kini lebih bergeliat dan mampu menggaji tiap pekerjanya yang bukan buruh, namun karyawan dengan jumlah sebanyak 60 orang lebih, serta rata-rata tiap bulan sudah terbiasa meraih laba bersih sebesar Rp. 200 juta. Untuk satu produk kreasinya yang paling mahal dibanderol hingga puluhan juta rupiah dan Rp. 50 ribu untuk hasil seni yang paling murah.

Blog: http://nuansaart.blogspot.com/

Kisah pengusaha kerajinan logam ( kerajinan bahan keras )

Dari Kerajinan Logam, Ibu Mimik Sriningsih, 42, mampu menggaji 60 karyawan per bulan


Sudah 20 tahun lebih, Ibu Mimik Sriningsih, 42, menjadi wanita karir yang bergerak dalam bidang kerajinan logam. Tidak main-main, produk olahannya telah dipasarkan sampai ke negeri Belanda, Singapura, Malaysia, Inggris dan Negara Paman Sam, Amerika Serikat.

UNIK, tentunya sebuah kata yang wajib dinyatakan oleh setiap konsumen ketika sempat memperhatikan hasil produk kreasi nya. Aneka barang seni berbahan baku logam, aluminium, kuningan, dan tembaga mampu dirubahnya menjadi lampu hias hingga patung. Pokoknya, di Boyolali itu memang kemampuan para pengrajinnya untuk membuat hasil kerajinan dari logam sudah diwariskan secara turun temurun.

Dengan modal awal saat itu, kurang dari Rp. 10 juta, Ibu Mimik muda tidak selekasnya mendapatkan rekan kerja yang mumpuni. Jadi dia harus mencari sendiri, bahkan setelah itu, “Lima orang itu kemudian saya ajarkan, bagaimana cara supaya bisa membuat berbagai macam barang dengan kuningan. Tidak mudah memang, tapi saya terus latih mereka,” Jelasnya kepada Harian Detik (12/10/2016).

Tidak lama berselang, pesanan pertama datang, yakni membuat patung berukuran besar dan proses kerjanya harus dilakukan di Magelang. Berdasarkan kesuksesan akan langkah awal, Ibu Mimik semakin lebih percaya diri dalam mempromosikan hasil kreasinya. Strategi penjualan yang dilakukan saat itu melalui media online, serta dari mulut ke mulut, dan juga, pola promosi pada berbagai pameran yang diikuti.

Ia sering juga bertindak langsung sebagai pengontrol kualitas. Secara sabar ia memberikan pengarahan kepada tiap pekerjanya. Padahal membuat kreasi dari logam bukanlah hal yang mudah, karena memiliki tingkat kerumitan tersendiri. Setiap goresan dikerjakan sedetail mungkin dan tiap pengolahan menghabiskan waktu sekitar 1 hingga 3 hari atau seminggu. Produk yang dihasilkan memang sangat baik. Hasil pahatan pada relief dan kaligrafi terlihat memiliki estetika yang tinggi dan relatif tahan lama.

Larisnya pembeli pun tidak hanya berhenti sampai di situ. Selekasnya ia mendapatkan apresiasi atas hasil karyanya dari seorang pengusaha Malaysia. Dana sebesar Rp. 1,2 Milyar berani mereka keluarkan hanya untuk memesan sebuah Patung yang nantinya ditaruh pada sebuah kantor pemerintahan di Sarawak. Beberapa pemesanan kemudian datang dari berbagai Negara, seperti Amerika Serikat, Singapura, Inggris, dan Belanda.

Kini, hasil kerja keras dan kesabaran Ibu Mimik berhasil menggerakkan dan mengatasi pengangguran di desanya. Perekonomian warga sekitar meningkat. Usahanya kini lebih bergeliat dan mampu menggaji tiap pekerjanya yang bukan buruh, namun karyawan dengan jumlah sebanyak 60 orang lebih, serta rata-rata tiap bulan sudah terbiasa meraih laba bersih sebesar Rp. 200 juta. Untuk satu produk kreasinya yang paling mahal dibanderol hingga puluhan juta rupiah dan Rp. 50 ribu untuk hasil seni yang paling murah.
 

Sumber    :http://warga-desa-worlds.blogspot.co.id/2017/01/dari-kerajinan-logam-ibu-mimik.html
Tgl/ waktu : 28 mei 2017 16 : 32 WIB

Cara membuat vas bunga dari rotan

Alat & Bahan
1. Rotan
2. Ember yang diisi air

Cara kerja
1. Rendam rotan didalam  ember yang diisi air , jika ingin berwarna dapat direndam dengan wantex
2. Ambil bilahan rotan sebanyak 3 lembar berukuran 40cm  susun menyilang . Pada bagian 2 lembar tambahkan 1 lembar yang panjang untuk dijadikan pakan (rotan yang berjalan )
3.buatlah sumbuh seperti lingkaran obat nyamuk , lebar diameter disesuaikan sesuai kebutuhan
4.ketika sudah mencapai lingkaran yang dikehendaki , dirikan jari jari (lusing) dan mulailah melilitkan kembali rotan , jika habis , rotan ditambah lagi dengan cara menyelipkan saja .
5. Dalam peroses ini kalian dapat membentuk rotan dengan cara membentuk pada jari jari (lusing )
6. Lanjutkan anyaman hingga tinggi yang dikehendaki.
7. Gunting sisa jari jari lalu tekuk dan selipkan pada bagian paling atas hingga kedalam.
8. Beri vernis agar warna tahan lama.



Membuat lampu hias dari batok kelapa ( kerajinan bahan keras )

  1. Lampu hias dari batok kelapa
Cara membuat kerajinan lampu hias batok kelapa dari bahan keras
Kerajinan lampu hias batok kelapa dari bahan keras
Alat dan Bahan :
  • Satu butir kelapa yang masih utuh berukuran sedang
  • Tatakan kayu berukuran 12 x 12 cm, atau tatakan berbentuk bulat dengan diameter 12cm.
  • Kawat besi 30cm
  • Tali anyaman dari pelapah pisang
  • Kabel dan lampu tidur kecil yang berwarna-warni
  • Pisau untuk mengupas permukaan batok kelapa
  • Ampelas atau beling untuk menghasluskan permukaan batok kelapa
  • Bor listrik
  • Pernis / sirlak
  • Cara pembuatan :
    • Kupas kelapa sehingga terlihat permukaan batoknya
    • Bersihkan permukaan batok kelapa dengan menggunakan beling ataupun amplas
    • Buat pola dengan menggunakan pensil diatas permukaan batok yang telah halus
    • Lubangi bagian atasnya dengan gergaji besi untuk tempat lampu
    • Keluarkan kelapa dengan dicongkel sedikit demi sedikit
    • Beri lubang untuk bor listrik sesuai pola yang sudah dibuat
    • Buat dudukan dengan menggantungkan lampu
    • Tancapkan kawat pada dudukan kayu yang ada, kemudian bentuk melengkung seperti dahan, pasang kabel dan dudukan lampu mengikuti kawat tadi, setelah itu baru dibungkus dengan lilitan tali dari pelepas pisang agar terlihat seperti batang kayu asli
    • Setelah itu baru pasangkan batok kelapa menggantung seperti buah pada kawat jangan lupa buat daun dari batok ataupun tapasnya sebagai penambah keindahannya.
    • Dan yang terakhir cat lampu sesuai dengan yang anda inginkan dengan pernis ataupun pilok agar terlihat lebih mengkilap.

Sumber http://blogoinformasi.com/contoh-dan-cara-membuat-kerajinan-dari-bahan-keras/
Tgl dan waktu : 28 may 2017 , 15 :18 WIB

Minggu, 21 Mei 2017

Sektor Indusrti Mabel ( Kerajinan Bahan Keras )



\Kompak! Koordinasi Lintas Sektor Pacu Industri Mebel\
JAKARTA - Pemerintah bertekad memacu pengembangan industri mebel dan kerajinan nasional melalui penguatan koordinasi di lintas kementerian dan lembaga. Langkah sinergis yang dilakukan, antara lain untuk menjamin ketersediaan bahan baku, memberikan insentif untuk meningkatkan ekspor dan mendorong investasi di sektor yang berbasis hasil hutan tersebut.
“Misalnya, menyurati kementerian terkait dalam rangka berkoordinasi untuk menghasilkan kebijakan strategis yang berpengaruh pada iklim usaha yang kondusif,” kata Dirjen Industri Agro Kemenperin, Panggah Susanto pada acara Deklarasi Hari Mebel Indonesia yang digagas oleh Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) di Cirebon, Jawa Barat, yang disalin dari siaran resmi.
Panggah menyebutkan, Menteri Perindustrian telah mengirimkan surat kepada Menteri Pertanian untuk meminta pengecualian sampel furnitur dari proses karantina. Selain itu, kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tentang penyederhanaan birokrasi kayu hasil budidaya rakyat.
“Terkait impor bahan baku kayu bagi penerima fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), kami juga meminta kepada Menteri Perdagangan (Mendag) menghapus persyaratan rekomendasi Kementerian LHK,” paparnya. Kemudian, kepada Mendag juga, surat dikirimkan untuk penghapusan biaya verifikasi produk barang jadi rotan yang dibebankan kepada pelaku industri.
Panggah mengungkapkan, selama ini ketersediaan bahan baku telah dijamin melalui kebijakan larangan ekspor kayu dan rotan. Sedangkan, kebijakan untuk meningkatkan pasar ekspor, di antaranya dengan memfasilitasi ikut sertanya pelaku industri pada pameran di dalam dan luar negeri serta memfaslitasi pemberian National Interest Account (NIA) melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Kemenperin mencatat, kinerja ekspor industri furnitur Indonesia pada tahun 2016 sebesar USD1,6 miliar. Sementara itu, berdasarkan data Centre for Industrial Studies (CSIL), nilai perdagangan furniture dunia pada tahun 2016 mencapai USD131 miliar. “Tahun 2017, nilai ekspor furnitur dunia diprediksi meningkat menjadi USD 138 miliar,” ungkap Panggah.
Adapun kebijakan pemberian fasilitas tax allowance untuk investasi industri furnitur di luar Jawa. Bahkan, dalam upaya peningkatan kualitas produk furnitur nasional, Kemenperin telah meresmikan program pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dan industri serta pembangunan Politeknik Furnitur di Jawa Tengah.
Mencermati kondisi pasar dunia saat ini, Panggah optimistis, Indonesia mampu menjadi pemain utama industri furnitur di dunia. “Karena kita punya keunggulan yang kompetitif melalui ketersediaan bahan baku, tenaga kerja yang memadai dan keberagaman desain,” tuturnya. Selain itu, peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik juga masih sangat besar.
Untuk itu, menurutnya, upaya maksimal dari semua pihak terkait perlu dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, terutama dalam perbaikan sistem logistik bahan baku, produktivitas industri, inovasi produk, dan juga promosi yang lebih luas.
Apalagi, lanjut Panggah, pengembangan industri nasional diarahkan kepada industri yang menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah tinggi, banyak memanfaatkan sumber daya alam lokal, kompetitif di pasar global dan ramah lingkungan. “Industri mebel dan kerajinan merupakan sektor yang memenuhi kriteria tersebut,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya bersama pelaku 
usaha tengah menyusun rencana aksi dalam upaya memacu kinerja industri mebel dan kerajinan nasional agar mampu tumbuh dan berdaya saing.
“Kami akan menyusun mekanisme SVLK yang lebih sederhana dan dengan biaya yang lebih murah. Kemudian, kami juga akan melakukan pembahasan dengan perbankan untuk mendorong kinerja industri furnitur dan craft, seperti melalui program KUR, pembiayaan perbankan, lembaga pembiayaan ekspor, dan bank pembangunan daerah,” papar Airlangga.
Lebih lanjut, menurut Menperin, pihaknya akan memfasilitasi pembentukan pusat bahan baku untuk memenuhi kebutuhan produksi industri mebel dan kerajinan dalam negeri. Terkait hal ini, telah ditandatangani MOU tentang pengadaan bahan baku rotan dan pemasaran produk industri rotan antara HIMKI, PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan PT Sarinah.
Airlangga juga menekankan kepada pelaku industri mebel dan kerajinan nasional agar terus kreatif dan berinovasi sehingga bisa meningkatkan nilai tambah produk dan memenuhi selera pasar saat ini. “Tahun 2017, kami menargetkan nilai ekspor bisa mencapai USD2 miliar,” ujarnya. 



Sumber :http://economy.okezone.com/read/2017/05/18/470/1693971/kompak-koordinasi-lintas-sektor-pacu-industri-mebel
Tgl & Waktu : 5/21/2017 17:06
Tgl/Wk

Murid MTS Dibekali Kerajinan Membuat Batu Cicin ( Kerajinan Bahan Keras )



Murid Madrasah Al Mubarak Dibekali Kerajinan Membuat Batu Cincin

Murid Madrasah Al Mubarak Dibekali Kerajinan Membuat Batu Cincin
 Jika mendengar kelompok pengrajin batu akik, yang terbesit dipikiran adalah para pelakunya mayoritas orang dewasa. Namun ternyata kemampuan membuat batu cincin atau batu akik tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa saja melainkan siswa-siswi kelas II Madrasah Tsanawiyah (Mts) Al Mubarak di Tacipi Kabupaten Bone, Sulsel diam-diam membuktikan kepandaiannya membuat batu permata atau akik.

Kepandaian siswa di MTs Al- Mubarak dalam membuat batu akik tak lepas karena sudah menjadi salah satu pelajaran di sekolahnya. Asdar sebagai guru IPS di MTs Al- Mubarak dalam rilisnya kepada Liputan6.com mengakui telah membimbing siswanya mendalami serta mengintegrasikan pelajaran IPS tentang produksi dan distribusi terkait batu akik yang belakangan ramai jadi komoditi masyarakat. “Jadi kita tidak hanya belajar teori saja, kita praktikkan langsung,” katanya.
Setelah mengenal jenis-jenis batu dan mengerti bahwa batu-batu ini bisa dijadikan sebagai batu permata dan bisa didistribusikan lewat jual beli, sambung Asdar maka siswa-siswa ini dibekali keterampilan membuat cincin dimana bahan pokoknya dari batu.

“ Banyak batu-batu yang berharga yang betul-betul asli dari Kabupaten Bone, salah satunya batu Palette. Batu ini hanya bisa kita dapatkan di Tanjung Palette di Bone dan bisa dibuat cincin yang bentuknya menyerupai songkok asli bugis atau biasa disebut songkok to Bone, Recca atau panurung,” ujar Asdar menerangkan hasil karya siswanya tersebut.
Langkah yang pertama kata Asdar, mereka (siswa) melakukan pemilihan terhadap bongkahan batu. Setelah itu, dilakukan pemotongan dengan gurinda tangan. Mereka juga membentuk batu akik dengan alat tersebut. Setelah itu, gurinda duduk dipakai untuk lebih menghaluskan.
Agar yang dihasilkan lebih halus lagi, batu tersebut digosokkan ke batu asah dan diamplas. Agar tambah mengkilap, batu tersebut digosokkan ke bambu kering atau serbuk intan yang disimpan di tempat khusus penggosokan. Setelah mengkilap, baru batu tersebut dipasangkan ke cangkang cincin. Untuk memasang ini mereka gunakan besi tunggal. Alat ini digunakan agar cincin tidak bergerak-gerak ketika dipasangkan. Digunakan juga palu untuk merekatkan cangkang cincin agar batu cincin lekat ke cincinnya. Sebelum dipasang, cangkang cincin dibuka dulu dengan memakai kunci tang.

“Agar debu tidak terus menerus menyebar ke muka, maka selama proses penghalusan memakai gurinda duduk ada baiknya kita memakai kacamata dan kita semprotkan air terus menerus ke gurinda, “ ucap Asdar sang guru pembimbing.

Selama pembelajaran siswa tidak cuma diajari bagaimana membuat, tapi diajari juga menjualnya ke teman temannya sendiri. “Pembelajaran harus mampu mengajarkan ketrampilan hidup, “ kata Asdar, guru pembimbing.

Kemampuan membuat cincin atau batu permata tersebut juga ditampilkan pada pameran USaid Prioritas yang diadakan di Aula Islamic Center Kabupaten Bone. Setelah mendemonstrasikan pembuatan tersebut, siswa-siswa MTs ini juga menyerahkan ke tamu undangan yang hadir. Pameran juga dihadiri dan dibuka langsung oleh Wakil Bupati Bone, H. Ambo Dalle. Ratusan undangan dari berbagai sekolah di kabupaten Bone.
Rista salah satu siswa Kelas II MTs Al Mubaraq mengatakan kepandaian yang dimilikinya tak luput dari campur tangan guru IPS nya. Dimana banyak pengetahuan yang diberikan kepadanya diantaranya tentang batu-batuan hingga bagaimana membuat karya dari bahan batu serta selanjutnya tentang pendistribusiannya.
"Setelah kita dapat pengetahuan tentang itu semua, kita kemudian memberanikan diri bersama siswa lainnya disini untuk mencoba membuat batu cincin akik. Dan alhamdulillah hasilnya apa yang kami kirimkan melalui rilis dan foto kegiatan kami yang berhasil menciptakan batu cincin akik yang layak jadi perhatian, "ungkap Rista dalam rilisnya. 



    Sumber   :  http://lifestyle.liputan6.com/read/2217707/murid-madrasah-al-mubarak-dibekali-kerajinan-membuat-batu-cincin
    Tgl & Waktu : 5/21/2017 14:37

Mujimin & Gedek Bambu ( Kerajinan Bahan Keras )


Mujimin dan gedek bambu buatannya (Foto: HarianBernas.com/Arief Hidayat) - See more at: http://www.harianbernas.com/berita-8980-Mujimin--Pria-Desa-Pengusaha-Gedek-Bambu-yang-Mendunia.html#sthash.i7BUcmlM.dpuf

Sekilas memandang, sudah tergambar jelas orang ini bersahaja, bahkan rumah tinggalnya pun sangat sederhana. Tapi siapa sangka, dibalik kesederhanaannya tersembunyi kekuatan yang luar biasa. Tangan terampilnya dalam menganyam bilah-bilah bambu menjadi gedek, mampu mengantarkannya berkunjung ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Spanyol. Bahkan dalam waktu dekat akan melawat ke Denmark.
Dialah Mujimin, pria asli Desa Nabin Sidomulyo Pengasih Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa yang berjarak sekitar 36 km dari kota Yogyakarta, pria 40 tahun ini menghabiskan hari-harinya bergelut dengan bambu yang mulai ditekuni sejak tahun 2002.
Untuk menjangkau rumahnya memerlukan perjuangan melintasi medan yang berliku. Naik turun bukit dan melewati jalan tanah yang licin dan becek. Dia mampu menunjukkan pada dunia luar, bahwa orang desa yang tinggal di pelosok juga bisa merambah dunia dengan karya yang diakui banyak orang.
Kawasan perbukitan Menoreh yang kaya akan sumber daya alam dan panorama yang eksotis, bagi Mujimin adalah sahabat yang membuat hidupnya lebih kuat. Tak harus ikut-ikutan eksodus ke kota untuk memperbaiki nasib dan derajat hidup. Karena desa menawarkan beragam potensi alami untuk dieksplorasi menjadi ragam karya yang bernilai ekonomi tinggi.
Dengan bekal keyakinan, keuletan dan kerja keras, apapun bisa diwujudkan. Justru akhirnya orang-orang dari luar yang akan datang dan mencari kita bila karya kita mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan mereka. Dan itulah yang dialami Mujimin sekarang, seorang pengusaha anyaman bambu atau gedek yang sukses.
Tapi tentu semua itu bukanlah hasil instan dan terjadi dengan tiba-tiba. Butuh pengorbanan dan perjuangan keras untuk meraihnya. Jatuh bangun dalam bisnis pun pernah dirasakannya. Pahit dan getirnya hidup juga pernah dicecapnya. Namun aneka tantangan dan rintangan dinikmatinya sebagai bagian dari sebuah proses perjalanan menuju kesuksesan. Bahkan saat ini pun dia belum merasa sukses, sehingga menuntut dia untuk terus belajar agar hasil karyanya semakin baik dan berkembang.
Sebagai penduduk yang tinggal di kawasan penghasil bambu, tentu bambu sudah akrab dengan kehidupannya sejak kecil. Ia memutuskan menekuni pekerjaan sebagai perajin anyaman bambu menjadi gedek yang berfungsi sebagai eternit rumah maupun pelapis tembok di tahun 2002. Setelah sebelumnya hanya sekedar menjadi penjual bambu.
Pada awal membuat gedek sebenarnya hanya ingin digunakan untuk membangun rumahnya. Namun begitu anyaman bambunya selesai, banyak warga yang berminat untuk membelinya, hingga akhirnya dia sendiri tidak kebagian.
Setelah melayani pesanan lokal, pada tahun 2012 Mujimin mulai memperluas jangkauan pasarnya, melalui media sosial sebagai ajang promosinya. Jadilah produk anyaman bambu berupa gedek semakin dikenal. Orderan pun mengalir deras.
Untuk melayani pesanan, Mujimin tidak bekerja sendiri, ia memberdayakan beberapa perajin bambu yang ada di sekitarnya. Cukup sulit mencari para penganyam bambu yang bersedia bekerja dengan tenggat waktu tertentu sesuai pesanan. Karena rata-rata para perajin bambu di wilayah Kulon Progo berumur diatas 50 tahun.



Sumber       :http://koperasi.kulonprogokab.go.id/article-308-mujimin-pria-desa-pengusaha-gedek-bambu-yang-mendunia.html
TGL & Waktu   : 5/21/2017 14:22 Wib

Rotan Produk Andalan Cirebon (Kerajinan Bahan keras )

Kerajinan Rotan Cirebon

Di Kabupaten Cirebon saat ini tersimpan banyak potensi sentra usaha masyarakat berskala dunia, salah satunya adalah sentra usaha rotan.  
Sentra rotan di Cirebon sendiri tersebar di enam kecamatan. Sebut saja di Kecamatan Weru, terutama di desa tegalwangi. Kemudian di Kecamatan Plered, di desa Tegalsari. Lainnya, ada di Kecamatan Plumbon, Sumber, Depok dan Palimanan. Dari kecamatan-kecamatan tersebut, setidaknya 80% ekspor kerajinan rotan nasional dihasilkan. Tak berlebihan sekiranya bila sentra rotan Cirebon digolongkan sebagai sentra rotan terbesar di Indonesia dengan total ekspor kerajinan rotan sebesar 47,7 ton atau senilai USD 121, 66 juta menurut data Asosiasi Industri permebelan dan kerajinan Indoensia (Asmindo) pada tahun 2007 silam.   Pada masa jayanya, sentra rotan di Cirebon mampu mengekspor sekitar 3000 kontainer sebulan. Pada saat itu, rotan Cirebon menguasai 90% pasar dunia. Kini, sentra ini hanya mampu mengekspor sekitar 75 sampai 150 kontainer sebulan. Meski sempat mengalami keterpurukan pada masa krisis ekonomi tahun 1998, akibat meningkatnya barga bahan baku, kerajinan rotan kini kembali menjadi andalan sektor industri Kabupaten Cirebon. Pemanfaatan hasil rotan cukup berpeluang untuk meningkatkan penerimaan ekspor. Selain memenuhi kebutuhan ekspor, saat ini pemasaran kerajinan rotan berupa ruko-ruko dan beberapa show room yang terdapat disepanjang jalan Tegalwangi Cirebon. Lokasi:  Kecamatan Weru, Pered, Plumbon, Sumber, Depok, dan Palimanan. Koordinat : 6 43' 8" S, 108 29' 54" E








Sumber    :http://produkunggulandaerah.blogspot.co.id/2015/01/kerajinan-rotan-cirebon.html
Tgl & waktu : 5/ 21 / 2017 14:13Wib

Sabtu, 13 Mei 2017

Pengrajin Logam Suku Cadang dari Tegal Digandeng Astra Honda Motor (kerajinan bahan keras)

 Pengrajin Logam Suku Cadang dari Tegal Digandeng Astra Honda Motor


Tegal – Kabupaten Tegal memang sudah dikenal sejak dulu sebagai pusat dari kerajinan logam. Bahkan dijaman dulu Tegal pernah disebut sebagai Jepang-nya Indonesia karena kehebatannya dalam memproduksi berbagai macam produk dari besi.
Para pandai besi serta pengrajin logam di Kabupaten Tegal sanggup membuat produk-produk seperti Sepeda, Sepeda Motor, Suku Cadangnya hingga Alat Kebutuhan Rumah Tangga.
Pemerintah Kabupaten Tegal juga sangat memahami dengan kepandaian masyarakat Tegal, sehingga membantu membangun relasi serta ikut memasarkan produk-produk maupun jasa keahlian pengrajin logam di Tegal.

Hasilnya, perlahan perusahaan otomatif besar seperti Astra Honda Motor mulai melirik beberapa perusahaan logam di Tegal sebagai pemasok utama kebutuhan spare part (suku cadang).
“Sejauh ini baru tiga perusahaan di Kabupaten Tegal yang sudah menjadi pemasok spare part di AHM,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Tegal, Bambang Susanto didampingi Koordinator Lembaga Pengembangan Bisnis Tegal, Suyanto, (13/09/2016) seperti yang dikutip dari Radar Pekalongan.
Astra Honda Motor juga menyelenggarakan pemahaman produk kepada para pengusaha logam di Tegal sebagai langkah awal agar para pengusaha logam ini menguasai kebutuhan kualitas dan hasil akhir pembuatan produk suku cadang yang diinginkan oleh Astra Honda Motor. Sehingga kemudian para pengusaha logam ini bisa mulai menjadi pemasok tetap suku cadang produk Honda.
Selain produk-produk industri kerajinan logam dari Tegal yang memang memiliki kualitas bagus, Tegal juga diuntungkan dengan adanya pembangunan Tol Trans Jawa yang (nantinya) membentang dari Jakarta hingga Surabaya. Sumber daya manusia untuk kebutuhan pembuatan suku cadang juga sudah tersedia banyak di Tegal.
Seorang pengusaha logam, Haji Fauzi mengatakan bahwa perusahaannya FNF Metalindo Utama Kajen yang berpusat di Kecamatan Talang telah menjadi pemasok tetap untuk Astra Honda Motor sejak beberapa tahun yang lalu. Beberapa produk yang dipasok ke Astra Honda Motor diantaranya; plat top, plat karet dan beberapa komponen lainnya. Alhasil, omzet pendapatan hasil penjualan ke Astra Honda Motor mencapai 100 juta lebih perbulan.
Standarisasi produk yang diminta oleh Astra Honda Motor telah membuat perusahaan Haji Fauzi mengubah cara berpikir dalam menjalankan usahanya. Cara pengelolaan bisnis yang hanya ingin untung cepat telah berganti dengan pembuatan mutu dan kualitas produk sebagai jaminan utama.
Sebab, hingga kini masih banyak pengusaha yang hanya berpikiran mendapatkan untung dengan cepat. Padahal, standarisasi produk sangat penting untuk kemajuan perusahaan.
“Harus disiplin dan mampu mengelola waktu dengan baik. Jika tidak, kita akan kehilangan kesempatan dan peluang,” pungkasnya.


Sumber      :http://www.kerajinan.id/3286/pengrajin-logam-suku-cadang.html
Waktu dan Tanggal akses : 11.02 WIB , 14 Mei 2017

Rabu, 23 November 2016

pengusaha muda

Profil Biografi & Kisah Sukses Pengusaha Muda Hamzah Izzulhaq

. Pemuda kelahiran Jakarta, 26 
April 1993 ini memang sudah memiliki bakat bisnis sejak masih sd mulai 
dari menjual kelereng, gambaran, petasan hingga menjual koran, menjadi 
tukang parkir serta ojek payung pernah dilakukannya.

PROFIL SINGKAT HAMZAH IZZULHAQ



Nama : Hamzah IzzulHaq


Tanggal Lahir: 26 April 1993


Tempat Lahir: Jakarta


Job : Enterperneur Muda bidang Franchise dan Direktur CV Hamasa


Twitter : @hamasacorp


Facebook : 
https://www.facebook.com/fanspagehamzahizzulhaq

Hamzah sudah belajar berbisnis mulai usia dini pada waktu kelas 5 SD 
dengan menjual beberapa macam permainan seperti kelereng, petasan,dan 
berbagai macam permainan yang disukai anak-anak.


 Mulai beranjak dewasa padawaktu masuk jenjang SMA Hamzah mulai 
berbisnis dalam bidang pulsa dan buku – buku dengan melobi pamannya yang
mempunyai Toko buku yang besar Hamzah mulai menjadi Distributor
Buku dengan diskon 30 % dari pamannya. Buku tersebut dijualkan kepada
adik kelas dan kakak kelasnya dengan diskon 10% sehingga dia meraup 
keuntungan 20% setiap bukunya.


Dari itu semua hamzah mengantongi Rp 950 ribu.

Uang jerih payah dari hasil penjualan pulsa dan keuntungan buku kemudian
ditabungnya. Sebagian dipakai untuk membuka konter pulsa dimana bagian 
operasional diserahkan kepada teman SMP-nya sementara Hamzah hanya 
menaruh modal saja. Sayangnya, bisnis itu tak berjalan lancar. Omzet 
yang didapat sering kali dipakai tanpa sepengetahuan dan seizin Hamzah. 
Voucher pulsapun juga sering dikonsumsi secara pribadi. Dengan kerugian 
yang diteriman, Hamzah akhirnya memutuskan untuk menutup usaha yang 
hanya berjalan selama kurang lebih 3 bulan itu.


Hamzah tidak putus asa
dan kembali lagi merenungi kesalahannya dan membaca biografi 
pengusaha-pengusaha besar tak lama kemudian ia berjualan snack-snck roti
dan meraup keuntungan 5 jutaan dan setelah itu ia ketemu dengan mitra 
bisnis yang menjual franchise bimbel seharga 175 juta tetapi hamzah 
tidak punya uang sebesar itu kemudian di harus pinjam ayahnya yang 
sebagai dosen tetapi ayahnya hanya meminjami uang 70 juta yang 
semestinya untuk dibelikan mobil.


Hamzah melobi untuk membayar 75 juta
dulu sisanya yang 100 juta untuk dicicil.

Di bisnis bimbel ini peruntungan Hamzah tiba. Seiring dengan lulusnya 
Hamzah dari SMA, Hamzah sudah memegang 3 lisensi franchise, jumlah siswa
yang diatas 200 orang, omzet 360 juta per semester, dengan untung 
bersih 180 juta per semester.


Merasa bisnis bimbelnya sudah mulai stabil dan bisa didelegasikan. Hamzah melirik bisnis sofabed.
Sebuah perusahaan sofabed yang sudah jalan tiga bulan dia beli dan dia 
kembangkan. Perkembangannya yang cukup pesat membuat Hamzah bisa 
mengantongi omzet 160 juta perbulan.


 Dan itulah sedikit rangkuman Profil Biografi & Kisah Sukses Pengusaha Muda Hamzah Izzulhaq, dan dibawah ini akan dibeberkan 5 Tips Bisnis ala Hamzah Izzulhaq :



Pertama, memperbaiki hubungan dan kualitas komunitas atau
lingkungan kita. Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam membentuk
karakter dan perkembangan jiwa kita. Misalnya, ketika kita melontarkan
hasrat untuk terjun ke dunia bisnis, maka tidak menutup kemungkinan
banyak yang akan bilang “ah, ngapain sih bisnis? nanti aja” “sok tua
loh! nikmati hidup aja dulu!”.
Nah, jika kita berteman dengan
orang-orang yang berpikiran pesimis seperti, ada kemungkinan kita tidak
akan maju. Untuk itu pilihlah lingkungan dan komunitas pergaulan yang
tepat.
Kedua, bagi Anda yang ingin memulai bisnis,
janganlah memulai dari nol! Maksudnya, kalau istilah tangga, ada tangga 1
sampai 5, maka kita mulailah di tangga yang ke 4 atau ke 5. Misalnya,
kita bisa meneruskan suatu usaha yang sudah dirintis oleh orang lain.
Ketiga,
Jangan NATO (No Action Talk Only). Ketika kita sudah punya banyak
teori, langkah selanjutnya yang paling penting kita lakukan adalah
ACTION, bertindak. Lakukan bisnis kita mulai sekarang, tidak ada kata
menunda, nanti saja, atau kalau saya sudah besar!
Keempat,
perbaiki hubungan kualitas kita dengan orang tua dan Tuhan. Hubungan
dengan orang tua harus tetap terjaga dengan baik dengan selalu meminta
pendapat dan nasehat tentang berbagai hal. Jangan mentang-mentang sudah
sukses, lalu kita lepas dari orang tua kita. Apalagi dengan Tuhan,
berdoa dan mohon petunjuk-Nya merupakan hal esensial lainnya yang harus
kita jalankan.
Kelima, ingat kepada orang lain. Selalu
tanamkan makna “the power of giving”, bersedekah, berbagi dengan orang
lain. Kekuatan memberi bukanlah isapan jempol belaka. Semakin banyak
Anda memberi, maka akan semakin banyak pula Anda menerima.





https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/10153171_821784154515818_985269613_n.jpg?oh=89f87f3468938121e760ee161a375b80&oe=58BCB008
https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/1017735_821784461182454_278317816_n.jpg?oh=d1dbf61b2a2b74cf87b3afde0a1f8d23&oe=58B2F2CA